- Home>
- Kuliner , Life Style >
- Angkringan, dari Jogja ke Tulungagung
Posted by : MieKuah
Minggu, 02 November 2014
Kemunculan tiga warung kaki lima "angkringan" di Kota Tulungagung mendapat sambutan antusias dari masyarakat sekitar.
Meski belum menimbulkan efek "keramaian" yang fenomenal, kehadiran tiga angkringan atau lebih dikenal dengan sebutan "warung sego kucing" itu cukup menarik perhatian banyak pihak di Kota Marmer.
"Rasanya seperti sedang di Yogyakarta lagi. Faktanya, masih banyak pengunjung angkringan yang menyampaikan respek mereka terhadap keberadaan warung yang menjadi salah satu ikon atau ciri khas kehidupan sosial di daerah sepanjang Solo-Yogyakarta tersebut.
Selain di jalan raya jurusan Tulungagung-Kediri, dua warung angkringan lain teridentifikasi Desa Bangoan, Kecamatan Kedungwaru dan di jalan lingkar Tulungagung-Trenggalek, tepatnya di Desa Boro, Kecamatan Ngantru.
Tidak hanya gerobak angkring terbuat dari kayu jati yang menjadi ciri khas angkringan Yogyakarta yang didatangkan secara khusus ke Tulungagung, tetapi hampir seluruh ornamen, peralatan, bahkan seluruh menu makanan dibuat sama persis dengan produk aslinya.
Satu-satunya yang membedakan antara angkringan yang ada di Jawa Tengah dengan yang sekarang ada di Tulungagung adalah menu minuman kopi.
Angkringan di daerah Jawa Tengah yang masyarakatnya memang tidak memiliki tradisi "ngopi", biasanya sajian kopi dibuat dalam gelas berukuran jumbo atau semijumbo, dengan kwalitas rasa yang rendah.
Sementara warung angkringan yang saat ini ada di Tulungagung, sajian kopi disuguhkan kepada pembeli dalam wadah gelas berukuran kecil dengan kwalitas rasa lebih baik, mengikuti selera rasa masyarakat lokal yang memang memiliki tradisi "ngopi" atau "nyethe" setiap hari.
>> seputartulungagung
Meski belum menimbulkan efek "keramaian" yang fenomenal, kehadiran tiga angkringan atau lebih dikenal dengan sebutan "warung sego kucing" itu cukup menarik perhatian banyak pihak di Kota Marmer.
"Rasanya seperti sedang di Yogyakarta lagi. Faktanya, masih banyak pengunjung angkringan yang menyampaikan respek mereka terhadap keberadaan warung yang menjadi salah satu ikon atau ciri khas kehidupan sosial di daerah sepanjang Solo-Yogyakarta tersebut.
Selain di jalan raya jurusan Tulungagung-Kediri, dua warung angkringan lain teridentifikasi Desa Bangoan, Kecamatan Kedungwaru dan di jalan lingkar Tulungagung-Trenggalek, tepatnya di Desa Boro, Kecamatan Ngantru.
Tidak hanya gerobak angkring terbuat dari kayu jati yang menjadi ciri khas angkringan Yogyakarta yang didatangkan secara khusus ke Tulungagung, tetapi hampir seluruh ornamen, peralatan, bahkan seluruh menu makanan dibuat sama persis dengan produk aslinya.
Satu-satunya yang membedakan antara angkringan yang ada di Jawa Tengah dengan yang sekarang ada di Tulungagung adalah menu minuman kopi.
Angkringan di daerah Jawa Tengah yang masyarakatnya memang tidak memiliki tradisi "ngopi", biasanya sajian kopi dibuat dalam gelas berukuran jumbo atau semijumbo, dengan kwalitas rasa yang rendah.
Sementara warung angkringan yang saat ini ada di Tulungagung, sajian kopi disuguhkan kepada pembeli dalam wadah gelas berukuran kecil dengan kwalitas rasa lebih baik, mengikuti selera rasa masyarakat lokal yang memang memiliki tradisi "ngopi" atau "nyethe" setiap hari.
>> seputartulungagung
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Artikel keren gan,teruskan
BalasHapus